Kamis, 15 September 2016

Jenis-jenis dan Cara Pemberian Vaksin Pada Ayam Kampung

Salam sukses peternakan Indonesia✊. Kali ini saya akan membahas mengenai jenis² vaksin dan cara pemberiannya. Saya terinspirasi dari artikel sebelumnya yg membahas mengenai "Panduan Penyiapan Pakan dan Obat-obatan Ayam Kampung Pedaging", untuk membahas lebih dalam mengenai vaksin bagi ayam kampung.

Vaksin adalah program pemberian kekebalan terhadap virus tertentu. Jenis Vaksin Ayam Kampung ini sendiri ada dua tipe, yaitu :
  • vaksin live/hidup, di lakukan dengan cara tetes mata dan minum.
  • vaksin kill/mati, di lakukan dengan suntik/injeksi.
Jenis² vaksin tersebut menurut jenis penyakitnya antara lain :
  1. vaksin Avian Influenza (AI).
  2. Vaksin Gumboro.
  3. Vaksin Newcastle Disease (ND).
  4. Vaksin Cacar.
  5. Vaksin Infectious Bronchitis (IB).
  6. dan Vaksin Mareks.
Serta ada juga beberapa vaksin untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri seperti vaksin kolera dan coryza.
Berikut ini adalah jadwal dan cara pemberian vaksin pada Ayam Kampung :
  • Umur : 3-4 hari, Vaksin : ND/IB, Cara Pemberian : Tetes Mata
  • Umur : 11 hari, Vaksin : Gumboro ke.1, Cara Pemberian : Minum 2 dosis
  • Umur : 18 hari, Vaksin : ND/IB, Cara Pemberian : Minum 2 dosis
  • Umur : 24 hari, Vaksin : Gumboro Ke.2, Cara Pemberian : Minum 2 dosis
  • Umur : 35 hari, Vaksin : AI H5-N9, Cara Pemberian : Suntik 1 dosis
  • Umur : 39 hari, Vaksin : ND/IB, Cara Pemberian : Minum 2 dosis
Pertama yang harus dilakukan adalah beli vaksin ND/IB atau ND Lasota atau ND Clone dll ke toko peternakan (poultry shop). Jangan lupa untuk membawa wadah yang kedap udara panas (seperti termos dingin atau kotak box steroform), agar kondisi vaksin selama perjalanan pulang dalam kondisi tetap dingin. Vaksin bisa disimpan dulu di kulkas atau ruangan pendingin (suhu 2-8°C), BUKAN DI FREEZER. Pembelian vaksin bisa agak banyak agar tersedia untuk stock di kulkas. Sehingga jika dibutuhkan sudah tersedia dirumah anda.

Agar vaksin bisa maksimal kesuksesannya, maka harus diperhatikan cara memperlakukan dan cara memberikan vaksin pada ayam. Vaksin harus di jaga kualitasnya jangan sampai menurun, cara yg dapat Anda lakukan adalah sebagai berikut :
  1. Penyimpanan pada suhu 2-8°C
  2. Jangan terkena sinar ultraviolet (sinar matahari secara langsung)
  3. Jangan sampai tercemar bahan kimia lain seperti desinfektan, kaporit, detergent dan lain sebagainya
  4. Pengenceran jangan berlebihan sewaktu akan digunakan
  5. Jangan sampai tercemar logam-logam berat seperti Zn (seng), Pb (timbal), dan Hg (air raksa)
Sebelum pelaksanaan vaksinasi, perlu diperhatikan faktor² yang dapat mempengaruhi keberhasilan program vaksinasi antara lain :
  1. Vaksin harus steril dan disimpan dengan benar.
  2. Ayam yang akan divaksin harus dalam keadaan sehat dan tidak dalam kondisi stress
  3. Keadaan nutrisi ayam cukup baik
  4. Keadaan sanitasi kandang dan lingkungan baik
  5. Pelaksanaan vaksinasi dalam waktu dan umur yang tepat
  6. Peralatan untuk vaksinasi dalam keadaan baik dan steril
Dalam pelaksanaan vaksinasi ayam, ada beberapa teknik atau cara yang umum dilakukan antara lain vaksinasi melalui air minum, tetes mata, tetes hidung atau mulut, spray, suntikan dan tusuk sayap. Untuk menghindari ayam yang divaksin mengalami stress, maka ayam perlu mendapat suplai vitamin khususnya yaitu vitamin anti stress sebelum dan sesudah pelaksanaan vaksinasi.

A. Vaksinasi melalui tetes mata (intraocular), hidung (intranasal), dan mulut.
Pelaksanaan vaksinasi melalui tetes mata, hidung, dan mulut biasanya untuk ayam yang berumur di bawah 1  minggu dengan maksud untuk mencegah netralisasi vaksin oleh antibody maternal (bawaan dari induk). Cara ini cukup memakan waktu dan tenaga karena dilakukan per ekor ayam, tetapi kelebihannya sangat efektif karena dosis tepat dan merata untuk setiap ayam. Untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi sebaiknya dilakukan secara bersama-sama (lebih dari dua orang). Langkah-langkah pelaksaaannya adalah sebagai berikut :
  • Pelarut  dimasukkan ke dalam botol vaksin setengahnya.
  • kemudian kocok sampai tercampur rata, usahakan jangan sampai berbuih.
  • Campuran larutan dan vaksin yang sudah rata pada botol tersebut dimasukkan lagi ke dalam botol pelarut dan kocok lagi perlahan agar tercampur rata.
  • Teteskan satu persatu pada ayam melalui mata, hidung atau mulut.
  • Jangan tergesa-gesa, tunggu sampai betul-betul masuk.
B. Vaksin pemberian dengan cara minum.
Untuk vaksin yg Pemberian pada  ayam melalui air minum diberikan 2 dosis. Misal ayam yang akan divaksin minum berjumlah 400 ekor maka bisa diberikan vaksin 2x dosis atau 800 dosis (800 dosis tidak ada) maka diberikan 1.000 dosis. Pemberian 2 dosis ini agar ayam yang minum sedikit atau belakangan tetap mendapatkan vaksin 1 dosis. Langkah-langkah pelaksaaannya adalah sebagai berikut :
  1. Pagi hari ayam di-PUASA-kan minum dulu. Semua tempat minum baik ember, galon, atau selokan minum harus dikuras airnya sampai bersih, terus dibiarkan kosong sampai sekitar 3 jam atau sampai jam 9-10 pagi (ayam akan kehausan sehingga pada saat nanti diberikan vaksinasi minum secara barengan).
  2. Men-CAMPUR vaksin dengan air minum. Ambil ember atau timba kemudian isi dengan air sumur. Jumlah air minum diperkirakan sekitar 100 cc/ekor, jadi kalau misal 400 ekor x 100 cc = 40 liter air minum. Kalau ada air sumur ini bisa ditambah dengan susu skim untuk menetralkan kandungan air dari logam yang terkandung dalam air. Kemudian vaksin (ND/IB atau ND Lasota atau ND Clone) yang dihitung dan disiapkan 2 dosis diambil dari kulkas, kemudian tutup dibuka, kemudian direndam dalam air minum yang sudah disiapkan sampai virus yang berupa gumpalan (seperti tepung) bisa larut bercampur dengan air. Aduk secara perlahan sehingga bisa tercampur merata. Air larutan vaksin sudah siap diberikan.
  3. Pada saat proses pemberian larutan vaksin minum ini diperlukan tempat minum lebih banyak (tempat minum ditambah banyak), dengan tujuan agar semua  ayam yang dalam kondisi kehausan bisa minum berbarengan tidak berebut minum. Atur sedemikian rupa agar larutan vaksin tidak tumpah agar proses vaksinasi bisa sempurna. Teliti apabila ada ayam yang malas minum agar bisa minum, atau atur agar ayam yang terlalu rakus minum minggir ganti ayam lain bisa minum.
  4. Biarkan ayam minum larutan vaksin sampai (hampir) habis. Pada tempat minum yang hampir habis bisa diganti atau langsung ditambah isi dengan air sumur. Demikian seterusnya sampai semuanya tempat minum diisi atau ditambah air minum sumur.
  5. Bekas botol vaksin disingkirkan musnahkan dengan cara ditanam dalam tanah dengan kedalaman minimal 30 cm.
C. Vaksinasi dengan cara penyuntikan.
Vaksinasi yang dilakukan dengan caramenyuntikkan vaksin, lokasi penyuntikan dapat di daerah di bawah kulit (subcutan) yaitu pada leher bagian belakang sebelah bawah dan pada otot (intramuscular) yaitu pada otot dada atau paha. Langkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
  1. Alat suntik yang akan dipakai harus bersih dari sisa pemakaian sebelumnya. 
  2. Lepaskan bagian-bagian alat suntik dan sterilkan lebih dulu dengan cara direbus selama 30 menit dihitung mulai saat air mendidih.
  3. Kocok terlebih dahulu vaksin dengan hati-hati hingga tercampur rata (homogen) sebelum digunakan.
  4. Suntikkan vaksin pada ayam dengan hati-hati sesuai dengan dosis yang telah dianjurkan. Untuk 1000 dosis vaksin dilarutkan dalam 500 cc aquades, untuk 500 dosis vaksin dilarutkan dalam 250 cc aquades dan demikian seterusnya.
  5. Setiap ekor ayam disuntik dengan dosis 0,5 cc pada otot dada.
Vaksinasi dengan cara penyuntikan harus dilakukan secara hati-hati. Bila dilakukan dengan ceroboh mengakibatkan kegagalan dan akan berakibat fatal. Akibat fatal yang mungkin terjadi antara lain ayam menjadi stress sehingga tingkat kematian tinggi pasca penyuntikan, leher terpelintir (tortikolis), terjadinya abses (pembengkakan) pada leher, terjadi infeksi bakteri secara campuran dan ayam menjadi kurang bergairah.

Sekian informasi yg dapat saya bagikan kpd agan² pembaca yg Budiman. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi agan² pembaca untuk mengembangkannya lebih luas lagi.

See you next episodešŸ˜˜. Salam sukses peternakan Indonesia✊.

Sekilas Mengenai Penyakit Mareks Pada Ayam

Salam hangat buat agan² yg berbahagia. Kali ini saya akan membahas sedikit mengenai Penyakit Mareks. Ini terinspirasi dari artikel sebelumnya yg membahas tentang "Jenis-jenis dan Cara Pemberian Vaksin Pada Ayam Kampung", saya tertarik untuk membahas lebih dalam satu persatu dari jenis vaksin tersebut. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Penyakit Marek adalah suatu penyakit neoplastik dan neuropathic pada unggas terutama ayam. Hal ini disebabkan oleh virus sangat infeksius dari herpesviruscell-associated. Penyakit Marek dapat ditularkan melalui sumber infeksi berasal dari folikel bulu ayam yang terinfeksi dan secara mekanik dapat ditularkan melalui kandang yang terkontaminasi atau petugas kandang.

Penyakit ini biasanya menyerang ayam yang berumur 3 minggu ke atas, tetapi paling sering menyerang ayam yang berumur 10−15 minggu atau 16−20 minggu, walaupun demikian wabah dapat pula terjadi pada ayam berumur 60 minggu.

Di Indonesia Marek telah dikenal sejak tahun 1956 yaitu dengan nama neurolimfomatosis. Meskipun berbagai macam vaksin Marek telah diproduksi dan beredar di pasaran namun kejadian Marek dilaporkan tetap terjadi secara sporadis, baik pada blok ayam yang telah divaksin terhadap Marek maupun pada blok ayam kampung yang dipelihara secara intensif. Penyakit Marek yang disebabkan oleh virusherpes serotipe 1 paling sering menyerang ayam yang berusia muda dan secara eksperimental dapat menginfeksi kalkun, burung puyuh dan itik. Manifestasi penyakit sangat bervariasi karena dalam satu blok ayam dapat terserang oleh satu atau kombinasi dari beberapa galur virus Marek. Virus Marek ditularkan secara (horizontal) langsung maupun tidak langsung melalui sel epitel pada folikel bulu yang mengandung virus dan mengkontaminasi udara, kandang, peralatan dan petugas kandang. Virus ini sangat tahan terhadap lingkungan sehingga dapat bertahan hingga akhir siklus produksi. Selain ditemukan pada folikel bulu, virus juga ditemukan pada darah, mulut, hidung, mukosatrakheadan kloaka, tetapi penularan yang efektif terjadi melalui saluran pernapasan.

Gejala klinis
Ada beberapa versi yang dibuat untuk mengklasifikasi gejala klinis Marek. Marek terbagi atas Marek klasik dan akut. Marek klasik ditandai oleh kerusakan syaraf yang berakibat pada kelumpuhan sehingga ayam dalam posisi satu kaki ditarik ke belakang, satu kaki dijulurkan ke depan. Selain itu, dapat pula terjadi kelumpuhan sayap, tortikolis dan sesak napas. Tumor superfisial secara klinis dapat terlihat pada mata, dasar pial, kulit, jari kaki dan folikel bulu. Marek yang akut adalah Marek yang tidak ditandai dengan gejala klinis seperti di atas dan ayam tiba-tiba mati. Gejala klinis Mareks Disease dapat dibedakan menjadi 4 bentuk, yakni :

  1. Bentuk Neural, bentuk khas adalah jengger pucat, kelumpuhan pada sayap dan kaki. 
     
  2. Bentuk Viceral, dengan tanda khas pada hati, ginjal, testis, ovary, dan limpha menjadi pucat dan hati menjadi 2 – 4 kali lebih besar dari ukuran normal.
  3. Bentuk Ocular, dengan tanda khas terjadinya kebutaanatau iris pada mata yang berwarnakelabu atau seperti mutiara.
  4. Bentuk Skin Form, dengan tanda khas terjadinyatumor di bawah kulit dan otot. 
Selain Marek klasik dan akut menempatkan transient paralysis (kelumpuhan sementara) sebagai gejala klinis yang ketiga dimana ayam tiba-tiba terserang kelumpuhan 1-2 hari lalu ayam sembuh kembali. Kematian akut tersebut sebelumnya ditandai oleh depresi dan ataksia, tetapi jika penyakit menjadi kronis ayam terlihat pucat, anoreksia, dehidrasi, diare, pincang, lumpuh sayap, buta, sesak napas, produksi telur menurun, dan angka konversi pakan menurun.

Secara klinis Marek terbagi atas tiga kelompok : Marek Klasik sesuai dengan yang digambarkan oleh Marek pada tahun 1907 dengan gejala utama berupa kerusakan syaraf kronis dan pembentukan limfoma. Marek Akut yang bersifat lebih patogen dan mulai mewabah pada tahun 1950 an di berbagai negara yang ditandai dengan limfoma di berbagai organ. Marek Perakut yang bersifat paling patogen dan mulai muncul pada tahun 1980-an sampai sekarang yang ditandai dengan kematian mendadak atauearly mortality syndrome (EMS).

PATOLOGI ANATOMI (PA)
Kelainan pasca mati penyakit Marek yang utama dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yakni kerusakan syaraf dan pembentukan limfoma. Selain kerusakan syaraf dan pembentukan tumor, Marek dapat pula menimbulkan ateros klerosis pada arteri koronarius, aorta dan cabang-cabangnya, atropi bursa Fabrisius dan timus disertai nekrosis pada limpa.
  1. Kerusakan syaraf. Syaraf dapat membengkak dua hingga tiga kali ukuran normal disertai oedema, hilangnya garis-garis melintang dan warna syaraf menjadi keruh dan kuning keabu-abuan. Kerusakan syaraf tersebut paling sering bersifat unilateral dan dapat menyerang syaraf perifer, pangkal ganglion dan pangkal syaraf spinal. Kerusakan syaraf ini paling mudah dilihat pada syaraf ischiadicus dan brachialis.
  2. Tumor Limfoid. Tumor berupa limfoma dapat terbentuk di berbagai lokasi, misalnya pada folikel bulu pada sayap (disertai lesi pada otot berupa gurat-gurat putih dan kemerahan kulit), mata (iris) dan organ viseral (paru-paru, jantung, proventrikulus, mesenterium, usus, hati, limpa,pankreas, ginjal, kelenjar adrenal, ovarium, bursa Fabrisius dan timus). Secara umum limfoma pada Marek dapat bersifat difus atau nodular, berwarna keabu-abuan, konsistensi padat dan permukaan bidang sayatan halus. Khusus untuk organ hati maka limfoma ini menyebabkan hilangnya pola lobular.
DIAGNOSIS
Kriteria yang harus diperhatikan antara lain :
  1. Sejarah penyakit. Data tentang jenis kelamin, galur ayam, wabah sebelumnya, jenis dan tanggal vaksinasi, angka morbiditas dan mortalitas harus diketahui dengan baik.
  2. Umur ayam. Khusus mengenai umur, penyakit Marek biasanya muncul pada umur 2−5 bulan, tetapi ayam umur 3 minggu pun dapat terserang, demikian pula ayam yang berumur 60 minggu ke atas. Perlu diwaspadai bahwa jika blok ayam petelur terserang Marek meskipun sudah dilakukan vaksinasi maka hal ini menunjukkan bahwa blok terserang oleh virus Marek dari galur yang lebih virulen.
  3. Aspek klinis dan patologis. Gambaran klinis, pasca mati dan histopatologi hendaknya diamati secara seksama, terutama yang menyangkut hal-hal yang spesifik. Uji virologi dan serologi tidak banyak membantu dalam menentukan diagnosis karena Marek bersifat amat menular sehingga hampir dipastikan semua blok sudah terserang walaupun tidak selalu menimbulkan gejala klinis.
CARA PENULARAN
Hewan yang sakit ataupun hewan yang sembuh dari Marek dan menjadi karier akan mengeluarkan virus ke lingkungan. Penyakit Marek menular secara horizontal, tetapi tidak secara vertikal. Penularan penyakit secara horizontal dapat secara langsung maupun tidak langsung secara per inhalasi ke saluran pernafasan. Folikel bulu sampai saat ini dianggap sebagai tempat yang paling produktif dalam perkembangan virus infeksius dan sangat potensil menyebarkan infeksi, meskipun virus Marek dapat berada dalam darah, pada mulut, hidung, mukosa trakhea dan kloaka.

Virus MD ini kemudian mengkontaminasi lingkungan (udara,litter, debu, peralatan kandang, petugas kandang, dan lain-lain). Penularan penyakit dari sumber infeksi potensial (folikel bulu dan debu kandang terkontaminasi virus MD, dan lain-lain) paling efektif terjadi melalui inhalasi ke saluran pernapasan. Penularan penyakit melalui vektor serangga dan koksidia tidak terjadi, kecuali sejenis kumbang (darkling beetles/Alphitobius diaperinus) yang dapat membawa virus secara pasif. Meskipun penyakit Marek tidak selalu berakhir dengan kematian namun sekali ayam terinfeksi maka viremia akan tetap berlangsung sehingga ayam menjadi karier yang berpotensi untuk menyebarkan infeksi.

PENGENDALIAN PENYAKIT
Penyakit Marek tidak dapat diobati dengan efektif baik secara individual maupun pada blok secara keseluruhan, namun demikian kejadian penyakit Marek dapat dicegah dengan melakukan berbagai cara, antara lain :
1. Vaksinasi. Sampai saat ini vaksinasi masih dianggap sebagai strategi utama dalam mencegah penyakit Marek. Vaksin Marek dapat berbentuk monovalen atau bivalen,
  • Vaksin Monovalen biasanya berasal dari serotipe 1 yang diatenuasi (misalnya Rispen) atau serotipe 3 (HVT).
  • Vaksin bivalen biasanya berupa gabungan serotipe 3 (HVT) dan serotipe 2 (misalnya SB-1 atau 301B).
Vaksin Marek dapat diberikan dengan cara menginjeksi embrio pada hari ke 18 (in ovo) atau pada saat ayam baru menetas (sub kutan). Oleh karena vaksinasi baru akan memberikan proteksi penuh pada 7-10 hari pasca vaksinasi, maka pengawasan ketat terhadap sanitasi amat dibutuhkan pada masa kritis ini. Jika vaksinasi sudah diberikan tetapi wabah tetap terjadi maka revaksinasi oleh vaksin sejenis percuma untuk dilakukan karena ini pertanda bahwa ayam terserang oleh virus Marek dari jenis yang lebih virulen Hal ini memperlihatkan suatu kegagalan vaksinasi.

Beberapa hal yang dapat mengakibatkan kegagalan program vaksinasi, yaitu :
  • Ayam terinfeksi oleh virus ganassebelum vaksin bekerja sempurna dalam tubuh ayam.
  • Pembentukan respon kekebalan akibat vaksinasi terhambat karena adanya antibodi maternal dalam tubuh ayam.
  • Ketidaksesuaian dalam aplikasi vaksin.
  • Vaksin yang digunakan berasal dari strain yang tidak protektif.
Bila ada ayam yang terserang Marek tidak ada pengobatan dan sebaiknya ayam yang terindikasi haurs dimusnahkan dan bangkainya harus dibakar
2. Resistensi genetik. Mentransfer gen asing dengan cara menyisipkan gen virus Marek pada genom ayam sehingga terjadi superinfeksi antigen protektif virus Marek.
3. Sistem manajemen. Penerapan sistem manajemen yang semata-mata mengutamakan peningkatan produksi ayam dapat mendukung terjadinya mutasi virus Marek. Upaya-upaya mencegah Marek Disease seperti menutup area kandang dengan sistem penyaringan udara, penggunaan ayam specific pathogen free (SPF), desinfeksi kandang setiap kali selesai siklus produksi dan pemanfaatan materi transgenik untuk memblok replikasi virus secarain vivo.

DIFERENSIAL DIAGNOSA
Penyakit lain yang mirip dengan MD adalah Limfoid leukosis (LL). Marek’s disease ditemukan pada ayam muda dan menimbulkan lesi pada saraf perifer. Penyakit ini ditandai oleh adanya sel-sel limfoid yang berbentuk heterogen. Meskipun demikian, Marek dapat juga menimbulkan tumor pada berbagai organ ayam dewasa dan menimbulkan tumor pada bursa fabricius. Penyakit ini ditandai oleh adanya sel-sel tumor tipe blas yang berbentuk seragam. Asumsi yang penting di dalam diagnosis LL adalah terbentuknya tumor pada burca fabricius pada ayam umur >16 minggu. Pada pemeriksaan pasca-mati, MD kerap kali dikelirukan dengan ML (Mieloid leukosis) sehubungan dengan tidak terbentuknya tumor pada bursa fabricius dan adanya tumor pada berbagai organ viseral. Namun, tumor spesifik pada kasus ML, yang tergolong mielositoma pada mukosa laring, trakea, koste, sternum dan kranium akan membedakan penyakit ini dengan MD.

Sekian informasi yg dapat saya bagikan kpd agan² pembaca yg Budiman. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi agan² pembaca untuk mengembangkannya lebih luas lagi.

See you next episodešŸ˜˜. Salam sukses peternakan Indonesia✊.

Sekilas Mengenai Penyakit Infectious Bronchitis (IB) Pada Ayam

Salam hangat buat agan² yg berbahagia. Kali ini saya akan membahas sedikit mengenai Penyakit Infectious Bronchitis (IB). Ini terinspirasi dari artikel sebelumnya yg membahas tentang "Jenis-jenis dan Cara Pemberian Vaksin Pada Ayam Kampung", saya tertarik untuk membahas lebih dalam satu persatu dari jenis vaksin tersebut. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

IB (Infectious Bronchitis) merupakan suatu penyakit viral pada saluran pernapasan ayam yang bersifat akut dan sangat mudah. Penyakit ini tersifat oleh adanya cairan trakea, batuk dan bersin. Faktor pendukung kejadian penyakit ini di Indonesia adalah umur ayam yang berbeda dalam satu lokasi dengan program vaksinasi terhadap IB yang bervariasi. Sistem pemasaran telur dalam egg trays yang berpindah dari suatu peternakan ke peternakan yang lain atau dari satu daerah ke daerah yang lainnya. Penyebab penyakit ini adalah virus corona yang tergolong Single Stranded (SS) RNA, Family Coronaviridae dan Genus Corona Virus.

Virus IB umumnya berbentuk bulat, walaupun dapat berbentuk pleomorfik. Virus ini mempunyai envelope dan diameter 90-200 nm. Sejumlah serotipe IB mempunyai struktur antigenik yang berbeda dapat dievaluasi dengan uji netralisasi virus. Meskipun demikian, uji immunofluorecence berbagai serotipe IB tersebut mempunyai suatu grup antigen yang sama. Berbagai strain virus IB akan menimbulkan efek patologik yang berbeda pada ayam. Virulensi virus IB terhadap saluran reproduksi dan selanjutnya pada produksi telur juga bervariasi, berkisar dari perubahan kerabang tanpa penurunan produksi sampai penurunan produksi hingga 10-50%.

Pada umumnya virus IB akan inaktif pada temperatur 560C selama 15 menit dan temperatur 450C selama 90 menit. Virus IB akan mati dengan cepat di luar tubuh ayam dan sensitif terhadap berbagai jenis desinfektan. Cara PenularanVirus IB dapat menyebar secara cepat dari ayam yang satu ke ayam yang lainya dalam satu blok atau kandang. Ayam peka yang ditempatkan dalam satu kandang dengan ayam yang terinfeksi akan menunjukkan gejala sakit dalam waktu 48 jam. Virus IB dapat diisolasi dari trakea, peru, ginjal, dan bursa Fabricius dalam waktu 1-7 hari pasca- infeksi melalui udara. Frekuensi keberhasilan isolasi virus akan menurun sesuai dengan lamanya infeksi dan galur virus IB. Meskipun demikian, virus IB dapat diisolasi dari tonsil sekalis dalam waktu 14 minggu dan dari feses dalam waktu 20 minggu pasca-infeksi. Produksi kembali virus IB dapat terjadi dalam tubuh ayam yang telah dinyatakan negative terhadap virus tersebut selama beberapa minggu (setelah ayam tersebut sembuh dari infeksi buatan pada umur sehari). Virus IB dapat diisolasi dari swab trakea dan kloaka yang dikumpulkan pada ayam umur 19 minggu.

Penularan dapat terjadi melalui udara yang mengandung partikel virus yang berasal dari hidung dan tenggorokan unggas yang terserang oleh penyakit ini. Ayam yang sembuh masih mengandung virus dalam waktu satu bulan dan tetap tinggal kebal tetapi tidak sebagai pembawa sifat yang abadi. Sumber infeksi yang terpenting adalah ayam sakit yang mengandung virus IB yang bereplikasi secara tepat dan dikeluarkan dari tubuh. Misalnya pada ayam yang baru inffeksi dan ayam yang mengandung virus IB yang bereplikasi akibat faktor tertentu. Misalnya pada awal produksi telur.

Penularan virus IB dapat juga secara tidak langsung melalui :

  • Pekerja.
  • Alat/perlengkapan peternakan.
  • Tempat/peti telur.
  • Kandang bekas ayam sakit.
  • Bangkai ayam sakit dan roden.

Penularan virus IB secara vertikal (melalui telur), dari induk kepada anaknya belum dilaporkan sampai saat ini. Penyakit ini biasanya bersifat endemik pada suatu peternakan tertentu, terutama jika faktor sanitasi/desinfeksi menjadi longgar. Gejala klinis proses penyakit biasanya berlangsung cepat. Demikian juga penularannya. Infeksi dapat bersifat asimptopmatik ataupun menunjukkan gejala gangguan pernapasan atau gejala yang berhubungan dengan abnormalitas pada sistem reproduksi. Di samping itu, dapat juga ditemukan adanya penurunan berat badan yang disertai oleh depresi dan gangguan pertumbuhan yang dapat dihubungkan dengan lesi pada saluran pernapasan ataupun ginjal. Masa inkubasi virus IB sekitar 18-36 jam,  tergantung pada dosis virus dan rute infeksi. Infeksi alami biasanya membutuhkan waktu sekitar 36 jam atau lebih.

Gejala² klinis yg biasanya terjadi antara lain :

  1. Anak ayam. Gejala klinis yang paling sering muncul pada anak ayam adalah gangguan pernapasan yang ditandai oleh adanya pernapasan melalui mulut (mengih-mengih), batuk, ngorok basah, bersin, dan leleran dari hidung. Mungkin akan terlihat adanya mata yang berair dan kadang-kadang diikuti oleh pembengkakan daerah sinus. Anak ayam akan terlihat lesu dan mungkin bergerombol di bawah pemanas. Konsumsi pakan dan pertambahan berat badan akan menurun drastis.
  2. Ayam umur lebih dari 6 minggu dan ayam dewasa. Gejala yang terlihat mirip dengan gejala pada anak ayam walaupun leleran dari hidung lebih jarang ditemukan. Penyakit ini dapat berlangsung tanpa terdiagnosis, kecuali jika ayam dalam kandang diperiksa secara teliti atau diperiksa pada malam hari pada saat ayam tenang sehingga suara ngorok ayam sakit dapat didengar. Ayam pedaging yang terinfeksi dengan virus IB yang bersifat nefropatik dapat terlihat sembuh dari respiratorik, tetapi kan menunjukan gejal kelesuan, bulu berdiri, diaredan peningkatan konsumsi air. Pada kasus IB yang tidak mengalami komplikasi, maka penyakit tersebut dapat berlangsung selama 10-14 hari. Infeksi yang bersifat menyela dapat meningkatkan derajat keparahan dan lama dari penyakit hingga mortalitas. Terutama pada ayam pedaging yang dipelihara secara intensif. Pada ayam petelur yang menunjukkan adanya urolitiasis akibat IB, maka biasanya akan terjadi peningkatan angka kematian. Sebaliknya jika urolitiasis tidak disebabkan oleh IB, maka kelompok tersebut akan terlihat sehat.
  3. Ayam petelur pada Fase Produksi. Pada ayam petelur dapat diamati adanya 2 macam gejala yang berhubungan dengan gangguan pada system produksi. Derajat penurunan produksi telur biasanya berhubungan dengan periode produksi pada saat serangan virus IB dan galur virus IB yang menyerang ayam. Suatu blok yang terserang virus IB pada awal produksi atau pada saat produksi sedang meningkat atau pada puncak produksi akan mengalami penurunan produksi yang kadang-kadang dapat lebih dari 50 %. Produksi akan meningkat lagi secara lambat sekitar 6-8 minggu setelah infeksi dan biasanya produksi tidak akan normal lagi seperti yang diharapkan sebelumnya. Abnormalitas pada kualitas telur dapat meliputi bagian eksternal maupun internalnya. Warna kerabang pada telur cokelat dapat berubah menjadi pucat, ukurannya dapat lebih kecil dari normal, kerabang menjadi tipis dan mudah pecah. Telur biasanya berbentuk abnormal dapat berbentuk lonjong atau asimetrik. Kerabang menjadi kasar akibat klasifikasi yang tidak merata. Pada bagian internal telur dapat diamati adanya albumin tipis menjadi hilang. Chalazae kerap kali sobek sehingga kuning telur terapung bebas dalam putih telur. Perdarahan ukuran kecil dapat ditemukan di dalam albumin atau kuning telur. Infeksi dengan galur tertentu dari virus IB pada anak ayam umur sehari dapat menghasilkan kerusakan yang permanen pada oviduk sehingga produksi telur akan sangat menurun jika ayam tersebut mencapai fase produksi. Derajat keparahan lesi pada oviduk akan berkurang jika infeksi terjadi pada ayam yang lebi tua dan beberapa galur virus IB bahkan tidak selalu menghasilkan kerusakan pada oviduk walaupun infeksi terjadi pada umur satu hari.

Mortalitas dapat mencapai 100% dalam waktu beberapa hari setelah infeksi virus IB. Oleh karena virus tersebut dapat menyebar secara cepat, mortalitas bervariasi menurut virulensi dari virus, umur ayam, status kekebalan ayam dan adanya stress. Misalnya cuaca atau infeksi sekunder oleh bakteri. Mortalitas yang tinggi biasanya berhubungan dengan galur virus IB yang bersifat nefropatik. Beberapa laporan mengemukakan bahwa kerusakan pada ginjal juga dipengaruhi oleh seks, breed dan keadaan nutrisi pada ayam. Mortalitas dapat mencapai 25%  atau lebih pada anak ayam yang berumur kurang dari 6 minggu. Pada ayam dara ataupun dewasa kematian biasanya tidak ada/sangat kecil.

Mortalitas pada anak ayam yang terserang virus IB yang bersifat nefropatik biasanya berkisar antara 0,5-1% per minggu dan mortalitas komulatif dapat mencapai 30%. Ayam yang baru sembuh dari infeksi alami akan resisten terhadap tantangan strain virus IB yang sama (perlindungan yang bersifat homolog), sedangkan tingkat perlindungan terhadap tantangan galur virus IB yang berbeda (perlindungan yang bersifat heterolog) bervariasi. Factor-faktor yang berpengaruh terhadap mekanisme dan lamanya kekebalan terhadap IB adalah serotype virus IB, virulensi berbagai virus IB dan manifestasi kasus IB yang berbeda yang membutuhkan suatu tingkat perlindungan yang sesuai dengan kasus tertentu. Tingkat perlindungan terhadap gejala gangguan pernapasan akibat IB biasanya dievaluasi dalam waktu 3-4 minggu setelah infeksi dengan virus IB atau setelah vaksinasi. Tingkat perlindungan terhadap kematian akibat nefritis juga dipakai sebagai parameter untuk mengetahui adanya perlindungan dari vaksin IB pada peternakan yang mempunyai masalah dengan IB bentuk nefritik. Antibodi asal induk dapat menekan reaksi vaksin dan tingkat keberhasilan vaksinasi jika jenis vaksin yang dipakai pada ayam komersial sama dengan vaksin yang digunakan pada induk ayam di breeding farm.

Antibodi asal induk dapat memberikan perlindungan terhadap tantangan virus IB pada umur 1 hari atau 1 minggu tetapi tidak melindungi jika uji tantang dilakukan pada umur 2 minggu. Penanggulangan yg bisa dilakukan adalah sebagai berikut :

  1. Pengendalian dan Pencegahan Pengamanan. Jika hal tersebut di perketat dan pelaksanaan aspek manajemen lain secara optimal diperlukan untuk menghilangkan factor pendukung/sumber infeksi virus IB. Praktek memelihara ayam dari berbagai umur pada satu lokasi perlu diatur sedemikian rupa agar kandang DOC terpisah dari kandang ayam produksi ataupun perbedaan umur satu kekelompok umur lainnya. Disamping praktek manajemen yang kuat, IB dapat juga dicegah dengan melakukan vaksinasi secara teratur menggunakan gabungan vaksin aktif dan inaktif. Vaksin aktif digunakan pada ayam pedaging dan vaksinasi awal pada ayam petelur ataupun ayam pembibit. Vaksin inaktif diberikan pada saat periode 3-4 minggu sebelum periode bertelur. Virus IB dalam vaksin aktif dapat dapat meningkat dalam virulensinya akibat adanya suatu siklus infeksi dalam kelompok ayam tertentu. Galur vaksin biasanya dipilih dari isolat virus yang dapat mewakili spectrum antigenic dari virus IB yang dapat diisolasi dari suatu daerah atau negara. Gabungan antara vaksin IB aktif dan ND aktif yang banyak digunakan dilapangan akan kurang efektif jika komponen dari virus IB lebih banyak dari virus ND. Hal ini akan menyebabkan adanya hambatan dalam respon terhadap virus IB. Sehubungan dengan perkembangan teknologi pembuatan vaksin yang sangat pesat, maka masalah vaksin aktif gabungan tersebut seharusnya dapat diatur oleh para produsen vaksin. Sebaliknya, hambatan dalam resppon terhadap virus IB belum dilaporkan secara terperinci.
  2. Pengobatan Infeksi dengan virus IB tidak dapat diobati. Pemberian antibiotic/antibakteri hanya ditujukan untuk mengobati infeksi sekunder akibat bakteri atau Mycoplasma yang kerap kali menyebabkan air sacculitis. Jenis obat yang diberikan biasanya dihubungkan dengan jenis bakteri yang menyebabkan infeksi sekunder yang dapat diperkirakan/ditentukan berdasarkan pemeriksaan patologik atau pemeriksaan bakteriologik. Ayam yang sakit dapat dipotong dan dagingnya boleh dikonsumsi. Sisa pemotongan harus dimusnahkan dengan cara dibakar atau dikubur. Telurnya juga dapat dikonsumsi atau diperdagangkan. Perbaikan manajemen untuk menghilangkan fackor pendukung terjadinya IB untuk mengurangi efek penyakit ini perlu dilakukan, misalnya temperatur pemanas yang optimal pada saat brooding dapat dikurangi, kepadatan kandang dan kualitas pakan yang ketat juga berpengaruh. Pengobatan supportif dengan cara pemberian multivitamin atau campuran multivitamin dan elektrolit juga perlu dilakukan untuk mempercepat proses kesembuhan jaringan yang rusak akibat virus IB.

Sekian informasi yg dapat saya bagikan kpd agan² pembaca yg Budiman. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi agan² pembaca untuk mengembangkannya lebih luas lagi.

See you next episodešŸ˜˜. Salam sukses peternakan Indonesia✊.

Sekilas Mengenai Penyakit Cacar Pada Ayam

Salam hangat buat agan² yg berbahagia. Kali ini saya akan membahas sedikit mengenai Penyakit Cacar. Ini terinspirasi dari artikel sebelumnya yg membahas tentang "Jenis-jenis dan Cara Pemberian Vaksin Pada Ayam Kampung", saya tertarik untuk membahas lebih dalam satu persatu dari jenis vaksin tersebut. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Penyakit cacar ayam atau yang biasa disebut fowl pox atau fowl diphteria adalah penyakit menular pada unggas (ayam, burung, bebek, entok dsb), ditandai dengan adanya bungkul-bungkul pada kulit atau lesi difteritik pada selaput lendir mulut dan esophagus. Penyakit cacar ayam ini bisa menyerang semua jenis ayam dan bisa terjadi pada berbagai umur. Ayam yang terserang termasuk ayam lokal / buras, ayam bangkok, ayam petelur, ayam ketawa dan ayam kate.

Penyakit cacar ayam ini disebabkan oleh Avipoxvirus-3 dari famili Poxviridae dengan gejala klinis yang di timbulkannya adalah sebagai berikut :
Masa inkubasi penyakit cacar ayam ini sekitar5-7 hari. Pada kasus ringan, nafsu makan dan minum ayam masih baik. Tetapi pada kasus berat, penderita akan mengalami depresi, nafsu makan dan minum akan menurun. Berdasarkan lokasi lesinya, ada tiga bentuk penyakit cacar ayam ini, yaitu :

  1. Bentuk kulit (cutaneus). Pada bentuk kulit, ditandai dengan adanya bungkul-bungkul cacar dengan ukuran yang bervariasi pada pangkal paruh, kelopak mata, kulit kepala, jenger, pial, kulit kaki dan jari kaki. Bungkul-bungkul tadi dapat menutupi mata ayam penderita. Bentuk kulit ini biasanya dijumpai pada ayam muda.
  2. Difteria. Pada bentuk difteria terdapat lesi yang berupa material seperti keju pada mukosa mulut, esofagus, larynx dan trachea.
  3. Dan bentuk roup. Pada bentuk roup ditandai dengan adanya lesi pada rongga hidung dan trachea sehingga sering menyebabkan gangguan pernafasan unggas seperti pada penyakit snot/coriza.

Jika gejala klinis ini terjadi pada anak ayam, maka pertumbuhan anak ayam menjadi terhambat. Jika penyakit cacar ini menyerang pada ayam petelur,  maka produksi telurnya menurun. Pada perubahan Patologi Anatomi yang terlihat pada ayam yang terserang penyakit cacar adalah adanya bungkul-bungkul cacar pada mulut/paruh, jenger, pial, kulit kepala. Disamping itu juga terdapat perubahan pada mukosa mulut, yaitu adanya material difteria berwarna putih keabu-abuan sampai kekuningan seperti keju. Lesi tersebut dapat meluas sampai ke esofagus atau trachea.

Penyakit cacar ini dapat menyerang dan menginfeksi berbagai jenis unggas dan burung di semua umur. Umur ayam yang paling peka terhadap cacar unggas ini adalah umur muda, umur dibawah satu bulan dan sering menimbulkan kematian. Ini disebabkan karena kesulitan menelan makanan. Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung antara penderita dengan ayam sehat, atau bisa juga ditularkan secara mekanis yaitu melalui serangga.

Untuk mendiagnosa penyakit cacar ini didasarkan pada gejala klinis dan patologi anatomi. Sedangkan di laboratorium dilakukan dengan cara mengisolasi virus cacar dan pemeriksaan histopatologi (adanya badan inklusi yang bersifat eosinofilik intrasitoplasmi) dan uji serologi. Penyakit lain yang mirip dengan penyakit cacar ayam dan sering menjadi diagnosa banding adalah pada bentuk difteria cacar ayam, mirip dengan gejala ILT (Infeksius Laringo Tracheitis).

Pada bentuk roup, mirip dengan penyakit gejala snot/coryza. Pengobatan cacar ayam pada dasarnya tidak ada pengobatan, tetapi bungkul-bungkul cacar bisa diambil, selanjutnya ditempat bekas bungkul tersebut diolesi yodium tinktur. Cara ini bisa menolong penderita secara individual. Cara lain adalah mengubah bungkul cacar untuk dijadikan vaksin dan di suntikan ke ayam penderita. Sedangkan untuk pencegahan yang harus dilakukan adalah :

  • Ayam penderita harus segera dipisahkan dari ayam yang sehat.
  • Kandang ayam dan peralatan yang tercemar dibersihkan dan disuci hamakan dengan desinfektan atau disemprot dengan insektisida untuk mengurangi lalat.
  • Lakukan vaksinasi cacar pada anak ayam.
  • Material Untuk Pemeriksaan Laboratorium Spesimen yang dapat dikirim untuk tujuan isolasi virus di laboratorium adalah potongan kulit yang memperlihatkan bungkul-bungkul cacar. Spesimen ini dimasukkan ke dalam botol yang berisi bahan pengawet atau media transport. Untuk pemeriksaan histopatologi dapat dikirim kulit yang berisi lesi pox dalam formalin 10%.

Sekian informasi yg dapat saya bagikan kpd agan² pembaca yg Budiman. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi agan² pembaca untuk mengembangkannya lebih luas lagi.

See you next episodešŸ˜˜. Salam sukses peternakan Indonesia✊.

Sekilas Mengenai Penyakit Newcastle Disease (ND)

Salam hangat buat agan² yg berbahagia. Kali ini saya akan membahas sedikit mengenai Penyakit Newcastle Disease (ND). Ini terinspirasi dari artikel sebelumnya yg membahas tentang "Jenis-jenis dan Cara Pemberian Vaksin Pada Ayam Kampung", saya tertarik untuk membahas lebih dalam satu persatu dari jenis vaksin tersebut. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Dalam melaksanakan program vaksinasi ND, peternak disediakan dalam 2 (dua) pilihan jenis vaksin yaitu :

  • Vaksin ND aktip (vaksin dengan virus dalam keadaan hidup)
  • Dan, vaksin ND inaktip (vaksin killed yaitu vaksin dengan virus dalam kondisi mati).

Penggunaan dan hasil kekebalan yang didapat dari kedua jenis vaksin ini berbeda. Kalau vaksin ND aktip hasil kekebalan diperoleh seketika pada saat vaksin diberikan pada ayam dan titer kekebalan yang dihasilkan tinggi. Pemberian vaksin ND aktip biasa dilakukan secara tetes mata, tetes mulut atau melalui air minum. Namun vaksin ND aktip ini hasil kekebalan yang dihasilkan tidak bertahan lama karena sifat kekebalan yang dihasilkan sebagai pertahanan pertama (penjaga) kekebalan, jadi apabila terjadi serangan virus ND pada ayam maka yang ‘melawan’ pertama adalah hasil kekebalan dari vaksin ND aktip. Dalam kondisi normal kekebalan dari vaksin ND aktip bisa bertahan baik selama maksimal 2 (dua) bulan.

Sedangkan vaksin ND inaktip hasil kekebalan yang diperoleh baru sekitar 14 hari setelah diberikan. Pemberian vaksin ND inaktip selalu dengan cara disuntikan/injection diarea bawah kulit leher (waktu doc) dan suntik dada/paha pada umur remaja atau dewasa. Kekebalan yang didapatkan tidak terlalu tinggi tetapi bisa bertahan sampai 6 (enam) bulan karena sifat kekebalan yang diperoleh adalah sistem deposit yaitu hanya digunakan waktu darurat apabila kekebalan dari hasil vaksinasi ND aktip tidak cukup. Jadi sifat dari hasil vaksinasi ND inaktip adalah pertahanan terakhir terhadap serangan virus ND.

Kombinasi program vaksinasi ND aktip dan sekaligus vaksinasi ND inaktip akan menghasilkan kekebalan yang sempurna. Meski terjadi serangan yang hebat dari virus ND, apabila ayam sudah diprogram vaksinasi kombinasi ND aktip dan inaktip maka ayam dipastikan selamat dan tidak mengalami kematian (persentase kecil).
Dalam pemberian vaksin ND aktip via minum peternak disediakan 2 (dua) pilihan yaitu vaksin ND Lasota aktip dan vaksin ND Lasota Clone. Jenis vaksin ND Lasota Clone ini sebetulnya sama dengan vaksin ND Lasota aktip tetapi punya kelebihan yaitu sifat vaksin aktip yang schoking (mendobrak/mengguncang) sudah dilemahkan/dihilangkan sehingga efek vaksinasi yaitu stress, sudah tidak ada. Vaksinasi menggunakan ND Clone dianjurkan untuk jadwal vaksinasi ulangan dan digunakan apabila kondisi ternak ayam kita kurang sehat. Dalam kondisi ayam kurang sehat apabila divaksin ulang ND aktip akan timbul stress yang menyebabkan beberapa kematian post habis vaksinasi.

ND Clone adalah solusi pilihan vaksinasi ulang baik ayam dalam kondisi sehat atau kurang sehat, dan yg terakhir kita harus perhatikan Cara mencegah terjadinya kegagalan vaksinasi antara lain :
  1. Vaksin harus steril dan disimpan dengan benar.
  2. Ayam yang akan divaksin harus dalam keadaan sehat dan tidak dalam kondisi stress
  3. Keadaan nutrisi ayam cukup baik
  4. Keadaan sanitasi kandang dan lingkungan baik
  5. Pelaksanaan vaksinasi dalam waktu dan umur yang tepat
  6. Peralatan untuk vaksinasi dalam keadaan baik dan steril
Program vaksinasi & pengobatan adalah keharusan dilakukan yang tidak boleh ditawar-tawar lagi, tidak boleh dikurangi, tidak boleh di tunda tunda jadwal pemberianya. Pemberian kekebalan adalah jalan satu²nya melaksanakan program vaksinasi yang tepat, cermat dan akurat. Peternak harus disiplin dalam melaksanakannya.

Sekian informasi yg dapat saya bagikan kpd agan² pembaca yg Budiman. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi agan² pembaca untuk mengembangkannya lebih luas lagi.

See you next episodešŸ˜˜. Salam sukses peternakan Indonesia✊.

Sekilas Mengenai Penyakit Gumboro Pada Ayam

Salam hangat buat agan² yg berbahagia. Kali ini saya akan membahas sedikit mengenai Penyakit Gumboro. Ini terinspirasi dari artikel sebelumnya yg membahas tentang "Jenis-jenis dan Cara Pemberian Vaksin Pada Ayam Kampung", saya tertarik untuk membahas lebih dalam satu persatu dari jenis vaksin tersebut. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Beberapa area terindikasi merupakan area high challange dimana ditandai dengan kasus penyakit Gumboro yang sering muncul atau tidak jarang kasus Gumboro hanya ditemukan pada peternak itu-itu saja. Walaupun sudah melakukan berbagai macam antisipasi.

Dari kasus-kasus penyakit gumboro yang ditemukan di Indonesia didapatkan bahwa merupakan penyakit gumboro ganas atau sering disebut vvIBD. Seperti berdasarkan hasil isolasi dan sequenzing yang berasal dari kasus penyakit gumboro di Indonesia. Salah satu sifat virus vvIBD adalah bisa menembus kekebalan induk lebih tinggi dibandingkan jenis virus gumboro yang lain.
"Dikutip dari jurnal Avian disease 2011, Jackwood menyatakan bahwa vvIBD bisa menembus maternal antibody pada level titer GMT Elisa diangka >2000 dan bereplikasi di bursa fabricius tanpa menimbulkan kematian pada ayam tersebut".
Sehingga sangat diperlukan program pencegahan terutama dilakukan dengan sanitasi yang ketat untuk meminimalkan keganasan virus vvIBD dan semakin lengkap programnya yang dikombinasikan dengan vaksinasi tepat dan optimal. Program² yg dapat Anda terapkan adalah :
  1. Program Sanitasi. Program sanitasi yang optimal dimulai dari sebelum DOC masuk, pada saat ada ayam dan perlakuan sesudah ayam panen. Karena virus IBD tidak mempunyai amplop, maka virus ini sangat bisa bertahan lama tahan dikandang terutama pada sisa kotoran (1-4 bulan). Begitu juga di tubuh vektornya yg seperti darking bettle (6 bulan) serta sangat tahan dengan beberapa jenis desinfektan. Sehingga diperlukan pemilihan desinfektan yang tepat disertai dengan aplikasi desinfektan yang optimal. Untuk kontrol vektornya, sangat diperlukan melakukan penyemprotan bahan pestisida juga pada waktu yang tepat didasarkan pada pola hidup vektor tersebut biasanya dilakukan setelah panen tetapi sebelum peralatan dan kotoran/sekam dikeluarkan. Program ini salah satu cara meninimalkan keganasan virus IBD di setiap kandang.
  2. Program vaksinasi. Selain kondisi ayam pada saat vaksin bekerja, program vaksinasi IBD tergantung dari jenis vaksin, waktu vaksinasi dan cara aplikasi vaksin. Sehingga untuk memaksimalkan kekebalan terhadap penyakit gumboro selalu yang menjadi pertanyaan adalah Vaksin apa yang tepat?Pertanyaan ini berhubungan erat dengan jenis tantangan penyakit Gumboro dilapangan.
Berdasarkan berbagai penelitian, salah satunya yg dilakukan oleh Palya, dkk (2008) menunjukkan bahwa vaksin intermediate plus yang sudah bekerja di bursa fabricius dapat mencegah replikasi virus vvIBD di bursa fabricius pada ayam yang sama dan hal ini tidak terjadi pada ayam yang di vaksin intermediate. Hal ini menunjukkan bahwa vaksin intermediate plus merupakan vaksin yang sangat cocok untuk kontrol penyakit gumboro jenis vvIBD. Beberapa pertanyaan yg sering muncul dari para peternak mengenai hal ini yaitu :
  • Kapan vaksinasinya dilakukan? Pertanyaan ini bekaitan erat dengan tingkat dan keseragaman kekebalan induk mengingat kekebalan induk bisa menetralisasi virus vaksin. Untuk menjawab hal ini, yang selalu dilakukan adalah melakukan uji titer Elisa pada ayam DOC mengingat variasi antar satu kelompok DOC pada kandang satu dengan kandang yang lain sangat beragam. Karena setiap vaksin hanya mempunyai kemampuan menembus kekebalan induk di level tertentu maka dimana vaksin intermediate hanya dapat menembus sampai titer Elisa 200 dan intermediate plus sampai titer 500-750. Maka ketepatan vaksin sangat diperlukan mengingat bervariasinya kekebalan induk.
  • Bagaimana proses perlakuan vaksin dan aplikasiyang benar? Pertanyaan ini menunjukkan sangat pentingnya dosis vaksin yang harus masuk ke setiap individu ayam. Kontrol hasil aplikasi vaksin secara kualitatif dan kuantitatif sangat diperlukan untuk memudahkan analisa keberhasilan proses aplikasi vaksin IBD. VAKSINASI di HATCHERY merupakan salah satu bagian untuk memaksimalkan kontrol penyakit gumboro  vvIBD.
Sejak tahun 2006, Ceva Animal Health memperkenalkan teknologi vaksin gumboro Cevac Transmune yang diaplikasikan di hatchery dengan kontrol CHICK Program, dimana terdapat banyak keuntungannya antara lain :
  1. Cevac Transmune merupakan vaksin intermediate plus dan sangat cocok untuk tantangang ada didaerah endemis vvIBD.
  2. Tidak terpengaruhi kekebalan induk karena menggunakan teknologi immune kompleks dengan tingkat keseragaman titer yang dihasilkan lebih baik.
  3. Kualitas aplikasi vaksin lebih maksimal karena dengan CHICK Program, analisa kesuksesan aplikasi dapat diamati secara kuantitatif serta kualitatif.
Untuk itu kombinasi sanitasi yang ketat dan tepat disertai program vaksinasi hatchery vaksin dengan CHICK program akan memberikan kekebalan yang optimal terhadap tantangan vvIBD dilapangan pada ayam.

Sekian informasi yg dapat saya bagikan kpd agan² pembaca yg Budiman. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi agan² pembaca untuk mengembangkannya lebih luas lagi.

See you next episodešŸ˜˜. Salam sukses peternakan Indonesia✊.

Sekilas Mengenai Penyakit Avian Influenza (AI)

Selamat pagi agan² yg berbahagia. Kali ini saya akan membahas sedikit mengenai Avian Influenza (AI). Ini terinspirasi dari artikel sebelumnya yg membahas tentang "Jenis-jenis dan Cara Pemberian Vaksin Pada Ayam Kampung", saya tertarik untuk membahas lebih dalam satu persatu dari jenis vaksin tersebut. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Prinsip dasar pemakaian vaksin Avian Influenza adalah virus vaksin (master seed) harus homolog dengan sub tipe H atau subtipe H dan N virus asal lapang. Menurut regulasi OIE, master sheed vaksin harus berasal dari isolat virus Avian Influenza Low Pathogenic (LPAI) yang telah dikarakterisasi (dimurnikan). Mempunyai komposisi genetik yang stabil, dengan proses inaktivasi sempurna (uji laboratorik), bebas pencemaran agen infeksius lain, mengandung konsentrasi antigen yang tinggi, menggunakan adjuvant berkualitas tinggi, mempunyai tingkat keamanan, potensi dan efektifitas yang tinggi (uji laboratorik dan uji lapangan). Karakteristik vaksin Avian Influenza yang ideal adalah vaksin dapat meransang respon kekebalan humoral (HMI-humoral mediate immunity) dan kekebalan seluler (CMI-cell mediate immunity), sehingga perlindungan terhadap ayam cepat terbentuk.

Kriteria lain yang diharapkan pada vaksin Avian Influenza adalah harga relatif tidak mahal, mudah diberikan pada ayam, perlindungan efektif dan dapat dicapai dengan dosis tunggal (ayam semua umur). Respon antibodi yang timbul dapat dibedakan dengan respon akibat virus Avian Influenza asal lapang, subtipe H homolog, subtipe N heterolog dengan virus AI asal lapang. Karakteristik lain yang diharapkan adalah aman untuk ayam dan aman untuk diproduksi, master seed berasal dari virus Avian Influenza Low pathogenic (LPAI). Waktu henti singkat (pada broiler), khusus vaksin vektor, dapat merangsang respon antibodi pada ayam yang telah kontak dengan vektor.

Ada tiga jenis vaksin Avian Influenza, yaitu:

  1. Konvensional, killed, oil emulsion.
  2. Rekombinan – vektor vaksin.
  3. Reverse Genetics (killed, oil emulsion)

Manfaat vaksinasi terhadap Avian Influenza adalah :

  • Menekan kerugian ekonomik akibat Avian Influenza.
  • Menekan mortalitas dan menekan gangguan produksi.
  • Menekan penyebaran/shedding virus AI.
  • Dan selanjutnya menekan jumlah ayam yang peka terhadap infeksi virus AI. 

Beberapa informasi menyangkut vaksinasi Avian Influenza. Vaksinasi biasanya tidak menghilangkan infeksi. Vaksinasi harus selalu disertai oleh biosekuriti yang ketat, merupakan bagian dari suatu sistem terpadu. Perlu monitoring dan evaluasi terus-menerus menyangkut tingkat keamanan vaksin (sistem sentinel dan/atau uji DIVA, uji laboratorik lain). Tingkat perlindungan vaksin dan kemungkinan mutasi virus AI asal lapang. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun program vaksinasi Ai adalah :

  1. prevalensi kasus Avian Influenza pada suatu daerah.
  2. Tingkat keberhasilan vaksinasi AI di lapangan.
  3. Status kesehatan ayam dalam flok.
  4. Umur ayam.
  5. Struktur peternakan.

Efek vaksinasi ulang terhadap AI.
Evaluasi hasil vaksinasi AI perlu dilakukan secara periodik. Ada baiknya menggunakan ayam sentinel. Uji Selogik yang bisa digunakan untuk monitoring AI adalah uji HI, Elisa, DIVA. Manfaat uji serologik terhadap hasil vaksinasi AI, dapat memberikan gambaran tentang kualitas vaksin, proses vaksin, program vaksinasi, kesehatan ayam waktu di vaksinasi, kemungkinan kontak dengan virus asal lapang. Khusus uji DIVA, membedakan respon hasil vaksinasi AI dan respon akibat kontak dengan virus asal lapang.

Sekian informasi yg dapat saya bagikan kpd agan² pembaca yg Budiman. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi agan² pembaca untuk mengembangkannya lebih luas lagi.

See you next episodešŸ˜˜. Salam sukses peternakan Indonesia✊.

Rabu, 14 September 2016

Panduan Penyiapan Pakan Dan Obat –Obatan Ayam Kampung Pedaging

Yooo maann, berjumpa lg bersama ane dirga alias BaronšŸ˜˜. Seperti yg ane curahkan pada episode sebelumnye, dalam episode disiang bolong yg panas ini ane masih ingin corat-coret seputar ayam kampung. Okeh muqaddimah ane gak perlu panjang² amir ye. Langsung saja ke TKP.

Pada umumnye pakan inilah sebagai penentu suatu ayam pedaging yang sangat lah berkualitas jadi agan² pade harus menentukan sebuah prosfek dan strategi dalam meramu pakan dan obat²an yang benar. Dengan pengalaman yg ane ingin bagiin ke agan² ini, mudah²an dapat mengahasilkan ayam kampung pedaging yang nilai ekonomisnye gak pernah meleset dari perkiraan para pebisnis ayam. Haha. Ayam kampung ini sangatlah cepat masa panennye lebih kurang dalam jangka 2 bulan. Coba deh agan simak rangkuman yg tidak seberapa ini mengenai hal tersebut :


  • Pakan untuk Ayam Pedaging, hal ini sangatlah bergantung kepada tingkat kualitasnye. Karna ntu sangat menentukan mutu pada ayam yg akan dipanen kelak. Karena ntu, kualitas dan kuantitas makanan yang akan di berikan pada ayam haruslah sesuai dengan kebutuhan menurut jenis dan umur ayam. Dengan komposisi bahan yang tepat juga akan memberikan dampak yang sangat positif dengan kualitas ternak ayam. Hal ini bertujuan agar dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan pada ayam tersebut. Pakan pada ayam pedaging sebaiknya menggunakan complete feed yang di buat oleh pabrik, hal ini sangatlah praktis untuk di jadikan pakan ternak. Tetapi sebenarya jika agan bisa meramu pakan sendiri dari bahan² dedak, jagung, dan tepung ikan hal ini sangat lah membutuhkan waktu yang sangat lama. Jika agan menggunakan buatan pabrik ini memiliki konsentrat yang sangat tinggi yang menyebabkan pertumbuhan bobot pada ayam kampung pedaging cepat meningkat dan juga cara ini sangat lah ampuh dalam mempercepat pemanenan ayam.

Gambar 1.0
Kandungan Pakan Sesuai Umur DOC

Gambar 1.1
Bahan-bahan Penyusun Pakan Ayam
(Complete Feed)
  • Vitamin, Vaksin Dan Obat-obatan. vitamin ini berfungsi untuk menjaga kesehatan pada ayam serta meningkatkan daya tahan tubuh ayam terhadap penyakit yang datang. Jenis vitamin yang biasa nye di berikan adalah agricarivit dan Sorbitol. Selain itu juga sangat di perlukan obat penekan stres bagi DOC yang baru menetas. Sedangkan Vaksin adalah yang mengobati dan juga menahan gejala penyakit serta menambah nafsu makan pada ayam pedaging. Biasanye vaksin yg ane kasih adalah Vaksin Gumboro dan ND. Antibiotik juga sangat berperan untuk menghilangkan bakteri yang akan menyebabkan penyakit (infeksi). Antibiotik yang biasanye ane beri berupa Agrixine solution.
    Gambar 2.0
    Vitamin Agricarivit

    Gambar 2.1
    Vitamin Sorbitol

    Gambar 2.2
    Vaksin Gumboro
Gambar 2.3
Vaksin ND

Gambar 2.4
Cara Penggunaan Vaksin ND

Gambar 2.5
Antibiotik Agrixine

    • Herbal. Selain vitamin dan obat-obatan, peternak ayam kampung pedaging bisa mengaplikasikan herbal yg di campurkan dengan air. Herbal ini bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh si ayam. Semacam jamu gitu deh. Bertujuan agar si ayam lebih sehat wal'afiat dan kemungkinan resiko terserang penyakit akan menurun. Ramuan obat herbal pada ayam kampung pedaging ini dapat di buat dari campuran jahe, kunyit, kencur, temulawak,  dan lainnya. Yang memiliki banyak keuntungan bagi peternak ayam kampung pedaging. Sebagian besar para peternak ayam kampung pedaging membuat herbal ini secara langsung dicampurkan dengan bahan prabiotik seperti gula dan mikro starters. Dan peternak juga bisa dapat membeli herbal dalam bentuk ramuan yang sudah jadi dan dapat langsung di aplikasikan pada ayam. 


      Demikianlah segelintir yg pernah ane alami dan lakukan demi kemajuan usaha ternak ane. Semoga bermanfaat bagi agan² semua dan bisa langsung diaplikasikan pada ternak agan.

      See you next episodešŸ˜˜. Salam sukses peternakan Indonesia ✊.

      Kebutuhan Pakan dan Nutrisi Untuk Ayam Kampung

      Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai kebutuhan Pakan dan nutrisi untuk ayam kampung. Saya terinspirasi dari artikel sebelumnya yg sedikit menyinggung masalah pakan ini. kali saya akan menuangkan lebih dalam mengenai hal itu, mudah²an artikel saya ini bermanfaat bagi agan² yg membutuhkan. baiklah supaya tidak memperpanjang muqadimah, saya langsung saja kepada inti dari artikel singkat ini.

      Pakan adalah salah satu faktor terpenting dalam peternakan, pakan pula yg menjadi faktor pengeluaran terbesar dalam peternakan, ibaratnya pakan adalah 80% faktor penentu dalam keberhasilan peternakan. Jika pakan bermasalah bisa dipastikan bahwa proses peternakan tidak akan berhasil sempurna, bisa karena terjadinya perlambatan pertumbuhan, ternak mudah sakit, dan sebagainya.

      Kebutuhan nutrisi pakan ayam kampung meliputi :

      1. Karbohidrat
      2. Protein
      3. Lemak
      4. Mineral dan Vitamin

      Jika kesemuanya ini terpenuhi, maka pertumbuhan ayam akan optimal. Kebutuhan pakan berdasarkan kuantitas atau feed intake ayam kampung bisa kita bagi harian per ekor, yaitu :

      • Umur 1 Minggu :   7 gr/ekor/hari
      • Umur 2 Minggu : 19 gr/ekor/hari
      • Umur 3 Minggu : 34 gr/ekor/hari
      • Umur 4 Minggu : 47 gr/ekor/hari
      • Umur 5 Minggu : 58 gr/ekor/hari
      • Umur 6 Minggu : 66 gr/ekor/hari
      • Umur 7 Minggu : 72 gr/ekor/hari
      • Umur 8 Minggu : 74 gr/ekor/hari
      Untuk pemberiannya, ayam doc sampai umur 21-30 hari diberikan ad libitium atau tanpa batas
      sedangkan umur 2 bulan sampai dewasa diberikan dua hari sekali.

      Jadwal pemberian pakan ini berlaku untuk jenis apapun. Baik itu petelur ataupun pedaging. Yakni jam 7 pagi sebanyak 30% dan jam 15.00 sebanyak 70%. Wajib mengosongkan tempat pakan pada jam 11.00-14.59. Dengan alasan untuk menghindari heat stress, menghindari terbuangnya nutrisi pakan untuk aktifitas, nafsu makan ayam sangat tinggi antara jam 15.00-18.00 atau sebelum mata ayam rabun.

      Air minum harus tetap ada 24 jam. Tidak boleh kosong. Puasa makan maksimal 4 jam.
        
      Sedangkan untuk kebutuhan nutrisi Protein sangatlah penting untuk diperhatikan, yakni :

      1. Umur 0- 30 hari kebutuhan proteinnya 20-23%
      2. Umur 1 bulan sampai 3 bulan 17 %
      3. Umur 3 bulan sampai dewasa 15%
      salah satu contoh kebutuhan nutrisi pakan untuk ayam kampung ini bisa lihat pada Gambar 1.0 berikut ini :

      Gambar 1.0
      Kebutuhan Nutrisi Untuk Ayam Kampung

      Untuk mendapatkan nutrisi tersebut kita harus mengetahui kandungan² nutrisi dari bahan pakan tersebut.
      contoh pada Gambar 1.1 dibawah ini adalag nilai nutrisi pada bahan pakan,

      Gambar 1.1
      Bahan Pakan Ayam dengan Persentase Kandungan Nutrisi

      Biasanya untuk anak ayam umur 1-30 hari saya gunakan complete feed berupa AD1 atau BP11 atau 591 selanjutnya umur 1 bulan sampai panen yaitu dengan mencampur pakan sendiri.

      See you next episodešŸ˜˜. Salam sukses peternakan Indonesia✊.

      Selasa, 13 September 2016

      Memulai Bisnis Ternak Ayam Kampung Sederhana.

      Salam hangat buat agan² yg berbahagia. Ini merupakan artikel pertama saya. Disini saya akan share sedikit mengenai pengalaman pribadi saya dalam memulai bisnis ternak ayam kampung. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi anda yg ingin memulai bisnis ternak ayam kampung yg menguntungkan ini.

      Untuk memulai bisnis ini menurut saya sangatlah simple. Yang terpenting adalah sebesar apa keinginan anda untuk menekuni bidang ini menuju kata "Sukses". Berikut saya uraikan beberapa komponen yg harus anda miliki terlebih dahulu, yaitu :

      1. Niat yg tulus.
      2. Modal Kecil + Kesabaran Ekstra/Modal Besar + Pengetahuan Ekstra.
      3. Lahan yg cukup (yg penting cukup untuk meletakkan kandang dan arena bermain ayam anda).
      4. Dukungan positif dari lingkungan sekitar (keluarga/tetangga). 
      5. Pengetahuan tentang "Farmasi Bidang Peternakan". (Modern/Tradisional)
      6. Keuletan dan Ketekunan dari diri sendiri.
      Selanjutnya saya akan menjelaskan sedikit uraian dari point diata, agar lebih tergambar bagi anda :
      1. Niat yg tulus. Ini yg pertama yg harus anda tanamkan pada diri sendiri, apapun bentuk dan jenis dari bisnis anda, sudah pasti point ini dituntut hadir lebih awal. Supaya bisnis yg akan Anda mulai nanti tidak berjalan setengah-setengah.
      2. Modal Kecil + Kesabaran Ekstra. Dulu saya memulai bisnis ternak ini diposisi seperti (minim modal). Saya memulai ternak ayam kampung ini hanya bermodalkan 150rb untuk membeli material kandang dan sepasang ayam kampung muda dg umur sekitar 4-5 bulan. Ayam jantan belum bisa berkokok dan ayam betina belum bisa bertelur. Untuk kandang, saya hanya bermodalkan memodifikasi meja bekas yg tidak terpakai hanya untuk memanfaatkan kolongnya saja sebagai ruangan kandang, yang penting nyaman untuk ruang gerak si ayam + sarang untuk tempat bertelurnya. Untuk pakan, diawal saya memanfaatkan limbah nasi dirumah atau dari tetangga yg saya minta saja, yg di campurkan dengan poor 512 + dedak padi yg bisa kita peroleh dari poultry farm terdekat. Untuk minum, saya memilih versi tradisional dulu yaitu larutan gula aren yg direbus sebagai pengganti multivitamin pabrikan yg harganya lumayan. Kesabaran ekstra yg saya maksudkan diatas adalah disini. Setelah urusan permodalan selesai, saya mesti menunggu pertumbuhan dan perkembangan si ayam menjadi dewasa. Ini butuh waktu sekitar 1-2 bulan, karena saya memulainya dengan modal yg sangat minim ketika itu. Modal Besar + Pengetahuan Ekstra, jika Anda berada diposisi ini, saya sarankan jangan ragu-ragu untuk "bomb modal". Pertama, anda modalkan dengan membeli ayam betina dewasa 5 ekor + 1 ekor ayam jantan dewasa. Kemudian anda buatkan kandang yg sedikit istimewa (kandang indukan). Gambarannya bisa anda lihat pada Gambar dibawah ini :
      3. Gambar 2.0
      4. Lahan yg cukup. Maksudnya agar kandang tidak ditempat pada posisi yg kurang strategis. Jika memungkinkan kandang buatan Anda jg bisa diberi sedikit variasi untuk area bermain si ayam, supaya ayam anda tidak monoton saja berada didalam kandang, karena itu juga memiliki effect kurang baik untuk tumbuh kembang si ayam. Dan juga agar tidak ada pihak yg merasa dirugikan jika ayam anda berkeliaran kemana-mana. Berikut ini saya berikan contoh gambar sketsa kandang yg mungkin bisa anda buat dirumah :
        Gambar 3.0
        Sketsa 1

        Gambar 3.1
        Sketsa 2

        Gambar 3.2
        Tampak Asli
      5. Support dari lingkungan sekitar. Sebelum anda memulai ternak ini di sekitar area tempat tinggal anda, ada baiknya anda mendiskusikannya kepada keluarga dirumah dan anda jg harus bisa menganalisa lingkungan sekitar apakah keberadaan ternak anda dapat mengganggu  kenyamanan orang lain atau tidak. Hal ini jg mempengaruhi jalannya bisnis ternak ayam anda.
      6. Pengetahuan tentang "Farmasi Bidang Peternakan". Untuk informasi seputaran obat²an ayam modern, ssya akan bahas di artikel berikutnya dengan judul "Panduan Penyiapan Pakan dan Obat-obatan Ayam Kampung". Untuk informasi yg tradisional saya sarankan agar anda lebih sering bergaul dengan tetangga/teman yg sudah lama memulai untuk beternak. sedikit yg saya ketahui adalah ketika ayam ketauan sakit buru² saya beri Bodrex ¼, cegokin 2 x 1 hari in shaa Allah bisa menyembuhkan penyakit ayam itu. Kemudian ketika anda selesai membersihkan kotoran² di kandang, jgn lupa untuk semprotkan "cairan pemutih/sejenisnya yg bersifat desinfektan (mampu membunuh kuman). Cara itu ampuh untuk menggantikan disinfektan yg dijual di poultri farm.
      7. Keuletan dan Ketekunan. Point ini saya angkat bertujuan untuk menangkis segala kemungkinan terburuk yg akan terjadi. Misalnya saja kita harus jeli memperhatikan masalah sanitasi kandangnya, nutrisi dari pakan yg diberikan, kesehatan dan lingkungannya. Karna hal ini juga mempengaruhi tingkat produksi ayam anda. Jadi, jika keuletan dan ketekunan itu sudah tertanam, saya jamin tidak akan ada satu point pun yg anda lewatkan utk keberhasilan bisnis dibidang ini. 
      Sekian artikel singkat ini saya paparkan. Semoga dari segelintir pengalaman saya diatas bisa menjadi motivasi dan dorongan untuk anda yg ingin memulai bisnis dibidang peternakan ini.

      See you next episodešŸ˜˜. Salam sukses peternakan Indonesia✊.